Sabtu, 07 Februari 2009

Aloeth : DARI BUMI PERJANJIAN

TER-RESTUI

Persada..

Adalah semusim bunga matahari

Melebur dalam rayumu

Tetap melangkah dalam kerasnya hati

Sejuta rasa kemenangan

Adalah Gelegar darah didada

Menggetarkan jiwa

Untuk bumi yang ter-restui penguasa lokal

Yang selalu bunyikan nada-nada seragam

Adakah perbedaan yang akan kita nyanyikan

Perjalanan Smg-Pati,160306


KEMERDEKAAN

Sepanjang waktu

Di jalan ini kita masih menyaksikan

Bendera setengah tiang

Kapankah bendera itu

Berkibar penuh dihati kita

Bila kemerdekaan

adalah bukan kata merdeka sesungguhnya

Pati, 190806



KEMARIN

Memiliki rencana besar

bekerja dalam segala perkara

belajar melalui pengalaman

mengukir indah nama mu

Namun Tersiram bara

Membutakan mata hati

Mengalami proses sakit

Menyerahkan segala kekuatiran

Pada ketidakjelasan

Kesia-siaan

Membangunkan tidurmu

Ternyata Mimpimu

lebih indah dari kau terjaga

Pati, 190806



SENANDUNG BUNGA DI HATI RAKYAT

Gemuruhmu tak meruntuhkan

semangat kami untuk tetap disini

gelegarmu tak lenyapkan suara-suara kami,

aku tetap disini

Tebarkan benih-benih cinta di hati rakyat

Biarkan bersemi

tumbuh mekar menjadi bunga-bunga kehidupan memberi semerbak keharuman,

hiruplah wanginya

Kuselipkan bunga ditelingamu

sebagai untaian pesona bertahtakan jingga dihati! Kusentuh dikau melati!

Senandungkan bunga di hati Rakyat.

Sekarjalak, 220606




PILIHKU MEMILIHMU

Andai kau pilihku memilihmu!

Apa yang akan kau berikan padaku

hingga membuat aku yakin memilihmu!

Dikau tawarkan janji

Rakyat akan meng-Amin-i,

Dikau ingkari janji

Rakyat akan menghakimi!

Sekarjalak, 220606



KOTAMU..

Kotamu pagi ini...

dihantam Roket-roket

memecah dingin pagi

Gedung pencakar langit

Menjadi puing-puing

Mereka sembunyi

Banyak yang mati Tak berdaya

Diperdaya kuasa

**

Genderang Perang bertalu

Kibarkan panji-panji Perjuangan

Demi bangsa atau Pertaruhan untung-rugi

Ya, Pertarungan ambisi penguasa

menancapkan kuku-kuku tajam

Melibas sebuah kota

Runtuhkan negerimu

Sekarjalak, 14806




JILBABMU BERLUMUR DARAH

Jilbabmu berlumur darah

Libanon..

Jilbabmu berlumur darah

Palestina..

Anak-anakmu berlari di bawah desingan peluru

Kembang api dari pecahan roket

Cekamkan pagimu

Libanon

Palestina

Jilbabmu berlumur darah

Sekarjalak, 12806



DARI BUMI PERJANJIAN

Di belahan bagian manakah

Kami bisa bersenandung

Membesarkan anak-anakku

Tanpa kau ganggu

Di belahan bagian manakah

Kami bisa bekerja

Mengajari anak-anakku

Tanpa kau takuti

Di belahan bagian manakah

Kami bisa menari

Melatih anak-anakku

Tanpa kau tekan

Di belahan bagian manakah

Bila bumi perjanjian

tlah kau porak-porandakan?

Sekarjalak, 9 Agustus 2006



BICARALAH..

Adakah malam ini menambah kecantikanmu

Bila bulan tak menampakkan diri

Bila bintang tak memberi kerlip

Bila kunang-kunang tak datang

Bicaralah..

Jangan dengan peluru

Adakah malam ini menambah keanggunanmu

Bila serangga malam tak bersuara

Bila angin tak membelai anak rambutmu

Bila dingin tak menyentuhmu

Bicaralah..

Jangan dengan peluru

Adakah malam ini menambah keindahanmu

Bila debu reruntuhan membuat pekat langitmu

Bila udara tanah airmu habis

Bila bau mesiu bercampur amis darah

Bicaralah..

Jangan dengan peluru

Adakah malam ini menambah pesonamu

Bila mereka meratapi kelemahan

Bila tak mampu menjabarkan toleransi

Bila Mereka letih

Bila Terkoyak

Bicaralah..

Jangan dengan peluru

Bicaralah..

Israel

Libanon

Hizbullah

Hamas

Fatah

Palestina

Kita sudahi saja perang ini

Apa yang akan kau cari?

Tak bisakah kita duduk bersama

Sembari minum teh di senja hari

Melihat sunset di pantai

Bersama karya agung sang Illahi

Bicaralah..

Dengan damai dihati

Sekarjalak, 100806



LELUHUR

Libanon

Masihkah bercerita

Masihkah meninggalkan syair-syair

Indah

Atau kemurungan jiwa

Ambal kematian negeri

Gibran..

Ini bumi leluhurmu

yang kau gambarkan

di tulisanmu

Gibran..

Di pusaramu

tangis anak-anakmu

Sekarjalak, 13806




KLANGUT #1

Rumah mungil

Pintu kan terbuka

Rindu Kata-kata suci sahabat dekat

menggenggam janji

dalam air jernih

Tiada bertepi api sejati

Kesucian terlindung

Sesubur bunga mawar ditamanmu

Sekarjalak, 26 Agustus 2006




KLANGUT #2

Diujung senja

Perahumu berlabuh di dermaga

Terpadamlah api

lautan emosi

Keyakinan nyata

di padang papa

di Jurang dusta

di lembah nista

Tersiksa dalam kepalsuan

permainan warna

Yang menyilaukan

Hinakah ?

Sekarjalak, 26 Agustus 2006



ANAK-ANAKMU TERKAPAR

Teriakmu tak meluluhkan hati mereka

Mereka tuli

Mereka buta

Mereka bisu

Tiga tusukan belati bersarang didadamu

Telinganya bising mendengar keluhmu

Matanya risih melihat pergerakanmu

Mulutnya ngilu tak mampu menghalau orasimu

Beringasnya mereka

Bahasa belati menusuk anak-anaknya sendiri

Bahasa preman menjajah bahasa akademik

Bahasa kekarasan tlah diajarkan di kampus

Bahasa intimidasi tlah melukai nurani anak negeri

Bahasa teror mencekamkan proses belajar

Sekarjalak, 28 Agustus 2006



SELAMAT JALAN KAWAN

Keranda hitam mengantarmu

Menuju kepada Sang Pembebas Sejati

Perjuanganmu

Pengabdianmu

Akan terus kami kenang kawan!!

Tabur bunga diatas pemakamanmu

Api pergerakan semakin tajam menyengat didada kami

Tanah merahmu

Menggenggam semangat kami

Untuk meneruskan suara-suaramu kawan!!

Sekarjalak, 28 Agustus 2006


DUKAMU MATARAM

Tangis mereka menghentak

Kaki-kaki kami

Jerit mereka menyayat

Hati kami

Rintih mereka memekakkan

Telinga kami

Demi ambisi

Satu lagi anakmu kau habisi

Di depan bangsamu sendiri

Dengan sebilah belati..

Sekarjalak, 28 Agustus 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar