TER-RESTUI
Persada..
Adalah semusim bunga matahari
Melebur dalam rayumu
Tetap melangkah dalam kerasnya hati
Sejuta rasa kemenangan
Adalah Gelegar darah didada
Menggetarkan jiwa
Untuk bumi yang ter-restui penguasa lokal
Yang selalu bunyikan nada-nada seragam
Adakah perbedaan yang akan kita nyanyikan
Perjalanan Smg-Pati,160306
KEMERDEKAAN
Sepanjang waktu
Di jalan ini kita masih menyaksikan
Bendera setengah tiang
Kapankah bendera itu
Berkibar penuh dihati kita
Bila kemerdekaan
adalah bukan kata merdeka sesungguhnya
Pati, 190806
KEMARIN
Memiliki rencana besar
bekerja dalam segala perkara
belajar melalui pengalaman
mengukir indah nama mu
Namun Tersiram bara
Membutakan mata hati
Mengalami proses sakit
Menyerahkan segala kekuatiran
Pada ketidakjelasan
Kesia-siaan
Membangunkan tidurmu
Ternyata Mimpimu
lebih indah dari kau terjaga
Pati, 190806
SENANDUNG BUNGA DI HATI RAKYAT
Gemuruhmu tak meruntuhkan
semangat kami untuk tetap disini
gelegarmu tak lenyapkan suara-suara kami,
aku tetap disini
Tebarkan benih-benih cinta di hati rakyat
Biarkan bersemi
tumbuh mekar menjadi bunga-bunga kehidupan memberi semerbak keharuman,
hiruplah wanginya
Kuselipkan bunga ditelingamu
sebagai untaian pesona bertahtakan jingga dihati! Kusentuh dikau melati!
Senandungkan bunga di hati Rakyat.
Sekarjalak, 220606
PILIHKU MEMILIHMU
Andai kau pilihku memilihmu!
Apa yang akan kau berikan padaku
hingga membuat aku yakin memilihmu!
Dikau tawarkan janji
Rakyat akan meng-Amin-i,
Dikau ingkari janji
Rakyat akan menghakimi!
Sekarjalak, 220606
KOTAMU..
Kotamu pagi ini...
dihantam Roket-roket
memecah dingin pagi
Gedung pencakar langit
Menjadi puing-puing
Mereka sembunyi
Banyak yang mati Tak berdaya
Diperdaya kuasa
**
Genderang Perang bertalu
Kibarkan panji-panji Perjuangan
Demi bangsa atau Pertaruhan untung-rugi
Ya, Pertarungan ambisi penguasa
menancapkan kuku-kuku tajam
Melibas sebuah kota
Runtuhkan negerimu
Sekarjalak, 14806
JILBABMU BERLUMUR DARAH
Jilbabmu berlumur darah
Libanon..
Jilbabmu berlumur darah
Palestina..
Anak-anakmu berlari di bawah desingan peluru
Kembang api dari pecahan roket
Cekamkan pagimu
Libanon
Palestina
Jilbabmu berlumur darah
Sekarjalak, 12806
DARI BUMI PERJANJIAN
Di belahan bagian manakah
Kami bisa bersenandung
Membesarkan anak-anakku
Tanpa kau ganggu
Di belahan bagian manakah
Kami bisa bekerja
Mengajari anak-anakku
Tanpa kau takuti
Di belahan bagian manakah
Kami bisa menari
Melatih anak-anakku
Tanpa kau tekan
Di belahan bagian manakah
Bila bumi perjanjian
tlah kau porak-porandakan?
Sekarjalak, 9 Agustus 2006
BICARALAH..
Adakah malam ini menambah kecantikanmu
Bila bulan tak menampakkan diri
Bila bintang tak memberi kerlip
Bila kunang-kunang tak datang
Bicaralah..
Jangan dengan peluru
Adakah malam ini menambah keanggunanmu
Bila serangga malam tak bersuara
Bila angin tak membelai anak rambutmu
Bila dingin tak menyentuhmu
Bicaralah..
Jangan dengan peluru
Adakah malam ini menambah keindahanmu
Bila debu reruntuhan membuat pekat langitmu
Bila udara tanah airmu habis
Bila bau mesiu bercampur amis darah
Bicaralah..
Jangan dengan peluru
Adakah malam ini menambah pesonamu
Bila mereka meratapi kelemahan
Bila tak mampu menjabarkan toleransi
Bila Mereka letih
Bila Terkoyak
Bicaralah..
Jangan dengan peluru
Bicaralah..
Israel
Libanon
Hizbullah
Hamas
Fatah
Palestina
Kita sudahi saja perang ini
Apa yang akan kau cari?
Tak bisakah kita duduk bersama
Sembari minum teh di senja hari
Melihat sunset di pantai
Bersama karya agung sang Illahi
Bicaralah..
Dengan damai dihati
Sekarjalak, 100806
LELUHUR
Libanon
Masihkah bercerita
Masihkah meninggalkan syair-syair
Indah
Atau kemurungan jiwa
Ambal kematian negeri
Gibran..
Ini bumi leluhurmu
yang kau gambarkan
di tulisanmu
Gibran..
Di pusaramu
tangis anak-anakmu
Sekarjalak, 13806
KLANGUT #1
Rumah mungil
Pintu kan terbuka
Rindu Kata-kata suci sahabat dekat
menggenggam janji
dalam air jernih
Tiada bertepi api sejati
Kesucian terlindung
Sesubur bunga mawar ditamanmu
Sekarjalak, 26 Agustus 2006
KLANGUT #2
Diujung senja
Perahumu berlabuh di dermaga
Terpadamlah api
lautan emosi
Keyakinan nyata
di padang papa
di Jurang dusta
di lembah nista
Tersiksa dalam kepalsuan
permainan warna
Yang menyilaukan
Hinakah ?
Sekarjalak, 26 Agustus 2006
ANAK-ANAKMU TERKAPAR
Teriakmu tak meluluhkan hati mereka
Mereka tuli
Mereka buta
Mereka bisu
Tiga tusukan belati bersarang didadamu
Telinganya bising mendengar keluhmu
Matanya risih melihat pergerakanmu
Mulutnya ngilu tak mampu menghalau orasimu
Beringasnya mereka
Bahasa belati menusuk anak-anaknya sendiri
Bahasa preman menjajah bahasa akademik
Bahasa kekarasan tlah diajarkan di kampus
Bahasa intimidasi tlah melukai nurani anak negeri
Bahasa teror mencekamkan proses belajar
Sekarjalak, 28 Agustus 2006
SELAMAT JALAN KAWAN
Keranda hitam mengantarmu
Menuju kepada Sang Pembebas Sejati
Perjuanganmu
Pengabdianmu
Akan terus kami kenang kawan!!
Tabur bunga diatas pemakamanmu
Api pergerakan semakin tajam menyengat didada kami
Tanah merahmu
Menggenggam semangat kami
Untuk meneruskan suara-suaramu kawan!!
Sekarjalak, 28 Agustus 2006
DUKAMU MATARAM
Tangis mereka menghentak
Kaki-kaki kami
Jerit mereka menyayat
Hati kami
Rintih mereka memekakkan
Telinga kami
Demi ambisi
Satu lagi anakmu kau habisi
Di depan bangsamu sendiri
Dengan sebilah belati..
Sekarjalak, 28 Agustus 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar