Sabtu, 07 Februari 2009

Aloeth : SALAM UNTUK SALMAH

PERTEMUANKU DENGAN MALAM

Malam membacakan pikiranku

“ Putraku, adakah yang ganjil pada diriku

hingga kau menatap langitku

adakah yang hilang pada bintangku

ataukah ada yang kurang pada bulanku”

Malam mengumbar Kegelisahanku

“ Putraku, kepakan tanganmu

biarkan bermain dengan bayang sinar bulanku

biarkan jemari rindumu memegang asa

renungkan dimana kau berpijak dan berdiri

Malam berbisik ditelingaku

“ Putraku, pejamkan matamu

leburlah bersama nafasku

karena kau putra malam”

Smg, 220596



KISAH LINGKARAN KASIH

Ada sebuah lingkaran kecil di dalam sebuah lingkaran

Dimana lingkaran itu

Masih dikelilingi lingkaran berikutnya

Lingkaran tersebut

Ternyata masih berada di dalam lingkaran

Yang lebih besar

Lingkaran yang lebih besar

Juga masih berada di lingkaran

Yang paling besar

Ada sebuah perasaan

Di dalam sebuah perasaan

Dimana perasaan itu

Masih didekapi perasaan berikutnya

Kemudian seterusnya

Dan seterusnya

Sungguh kita memang

Berada dibagian yang memang bagian kita

Sungguh mulia orang tua kita

Pagari kasih yang tulus

Sungguh indah hidup ini

Kalau tahu arti lingkaran kasih

Orang tua kita

Semarang, 22051996



MERAH-BIRU LANGITKU

Surya mengintip malu-malu

Dari sela-sela mega

Menebar rona merah

Dilangitku yang biru

Menambah cantik bumiku

Hembusan angin

Membelaiku

Mendekapku

Melambungkanku

Akan karya besar Illahi

Parangtritis yang apik

Sampaikan rinduku

Dipenjuru mata angin

Biarkan aku melayang

Bersama cerita manis

Yang aku impikan

Meski merah-biru langitku

Parangtritis, 190596




KULEMPARKAN RINDUKU

DITENGAH SAMUDRA

Semarak pesta bibir belum usai

memberi kilau merah hati di seluruh batinku

sebagian tersenyum mencibir

menepis kehadiran yang pahit

sebagian lagi tersenyum sinis

menelan mentah rasa iri

ada yang menggigit sebagian bibir

mengembang asa disegala sudut

Bersungut bibirmu yang mungil, wahai mawarku

ada desah dalam kulum bibirmu

menjuntai perasaanku

tertawan secangkir madu dalam basah bibirmu

kecap bibirmu beradu

seiring kecipak air laut senja itu

Hanyut dalam dekapan manis

yang memberi megamahnit

menetralisir kerasnya partikel cinta

satukan senyawa kasih dalam peluk

berpeluh cerita

Rona merah merembang di ufuk barat

pertanda senja mulai usai

desir ombak membuat alunan lembut

yang menusuk kisi-kisi hatiku

ombak kecil bergulung

menerpa mata kakiku

sadarku dari manisnya lamunan

kulempar kerikil di tengah samudra

kulempar rinduku di tengah samudra

Parangtritis,190596


GADIS YANG AKU TEMUI MALAM ITU

Gadis yang aku temui malam itu

Menari dalam busana Jawa

Lemah gemulai mainkan tarimu

Keringat di dahimu bagai pernik-pernik mutiara

Keindahan menjadi figur tarimu

Kedamaian menjadi selendang tarimu

Ketenangan menjadi iringan tarimu

Sungguh anggun

Gadis yang aku temui malam itu

Smg, 250596


DARI DIARY SEORANG GADIS

“Tuhan...

maafkan aku

aku lagi khilaf

sirami hatiku

dengan Nur Illahi

kemana lagi kalau bukan padaMu Tuhan”

Jawaban ada di hatimu

Jangan kau buat merintih

Karena kata-katamu

Mengapa tidak ada yang menyapa

Mengapa tidak ada yang meraba

Sekitarmu kering

Menari-nari

Melukis cinta dengan warna semu

Tatanan lembut

Iramanya mendayu-dayu

Hanyut

Terlena pada kerlip lampu kota

Kini bintang mu mulai redup

Tak berpijar lagi

Kau butuh pelita untuk mengantarmu

Pulang

Smg, 190596



PAGI, CERITAKU

Surya menampakan senyum

Merayap pelan

Riyub mataku

Sambut sang mentari

Di pagiku yang sejuk

Lestari tanahku

Lestari cintaku

Hijau bumiku

Hijau ceritaku

Juga untuk kamu

Pati, 290596



SETAPAK LANGKAHKU

Kemarin, semua terasa hambar

Karena tak sanggup memberi-Mu kesetiaan lagi

Bisulku tumbuh dipantat

Antar keredupan Imanku

Tak bisa lagi aku duduk didepan-Mu

Semakin aku jauh berlari

Semakin tak jelas arah yang kutuju

Di tempat pemberhentian

Terlintas lagi Bayang-Mu

Memenuhi ruangan batinku

Rumahku yang kosong

Terisi penuh Nafas-Mu

Kusentuh Asma-Mu dalam setiap tidurku

Hanya senandung Dzikirku

Ingin rasanya aku bersimpul di Kaki-Mu

Aku ciumi wangi Tubuh-Mu

Menyatu renungan suciku

Ingin hadirkan Diri-Mu

Manjing direlung Hatiku

Sekarjalak, Agustus 94



PANGKON I

Ketika aku kecup jemarimu yang mungil

Ada getaran dalam dadaku

Perasaan yang sulit

Terlukis dalam kata-kata

Butiran air matamu

Tergambar manis cerita cinta

Gerak bibirmu lantunkan irama cinta

Nafasmu menyatu dengan kasmaran

Hanya jangkrik mengiringi buaian sayang

Hanya bintang menerangi cengkrama kita

Semua larut dalam indahnya malam

Semarang, Juni 94


PANGKON II

Mungkin aku hanya mampu

menanggalkan kata-kata manis

selembar kertas

aku tuang semua isi hatiku

bermain dengan perasaan

berjaketkan kasihmu

Mungkin aku hanya bisa

mengagumi keayuan wajahmu

sekedar rindu buatmu

yang terpatri indah dalam anganku

Semarang, Juni 1994


KEMBANG

Diantara lebatnya ilalang

Aku temukan sekuntum kembang

Yang mulai mekar

Kembang itu terpuruk

Dalam keganjilan malam

Berteman dingin malam yang nakal

Berhembus mencicipi halus tubuhmu

Kembang wangi

Ingin rasanya aku petik

Ku kecup dengan ketulusan hatiku

Dengan keiklasan batinku

Semarang, Juni 94




SALAM UNTUK SALMAH

DI TENGAH MALAM

Aku gelar Sajadah

tengadahku dengan segala doa

buat jilbabmu yang berlumuran darah

buat gadis Bosnia

yang telah hilang kerperawanannya

buat Janda Bosnia

yang harus membesarkan anak yatim

buat rumah sucimu yang hancur

bangkitlah Bosnia!

Atas nama kemanusian..

Tetaplah pakai baju kurungmu

Jangan tanggalkan jilbabmu

Hiruplah penuh kalimatullah

Tegakkan panji-panji

Sambutlah hari esok

Dengan tekad dan janji

Bosnia..

Meski jilbabmu berlumuran darah

Smg, Oktober 96




PERCINTAAN MATAHARI DAN BULAN

Bulan

Aku sapih esemmu dari anganku

Biar lepas aku menekar rindu

Aku simpan ranum bibirmu dalam pikiranku

Biar aku sanggup menelanjangi perasaanku

Aku sembunyikan dalam wujud keseluruhan

Biar suatu saat aku tumpahkan rasa kangenku

Matahari

Berilah sinar kasihmu

Biar terang diseluruh ceritaku

Tebarkan warna emasmu

Biar aku terbalut di malam hari

Matahari dan bulan

Tak akan mungkin bersatu

Tapi pancaran cinta

Gambarkan keabadian kasih

Smg, 250596



ADAKAH PERCINTAAN KITA SEPERTI ITU?

Adakah percintaan kita seperti itu?

Seperti Adam Hawa

Seperti Romeo Yuliet

Seperti Sampay Ingtay

Seperti Roro Mendut pronocitro

Seperti Layla Majnun

Seperti Sangkuriang-Dayang Sumbi

Seperti Bandung Bondowoso-Roro Jongrang

Seperti Ken Arok-Ken Dedes

Di goda

Di sanjung

Indah

Sakit

Manis

Mati

Atau apa saja yang dikatakan hati?

Adakah percintaan kita seperti itu?

INGINKU... PADAMU

Ingin ku miliki banyak hari

Berdua denganmu

Memandang ombak di lautan

Burung camar terbang

Bermain di derunya

Diam..

Bergandeng tangan di pantai

Melihat sunset.

Ingin ku miliki banyak hari

Berdua denganmu

Berlari..

Bergulung.berdua

Di pasir putih

Genggam tanganku erat

Bersama bisikan indah ditelingamu

Ingin ku miliki banyak hari

Berdua denganmu

Arungi dengan perahu

Bermahkotakan bintang-bintang

Kulukis semua hidup ini

Dengan cinta dan cita

Ingin ku miliki banyak hari

Berdua denganmu

Wdngan,300105




DI JALAN INI...

Hujan di sore

Berlari ..dijalan ini

Gaun putihmu

Ekor rambutmu

Sepatu putihmu

Sekuntum mawar merah

Kuingat semua

Tak kan habis waktuku melamun

Mengenangmu adalah

Kerinduan yang menyakitkan

Bila tiba saatnya

Kesepian menanti

Hujan di sore

Berlari.. dijalan ini

Sebuah kenangan

Terlukis di benak

Gaun putihmu

Ekor rambutmu

Sepatu putihmu

Sekuntum mawar merah

Hujan di sore

Berlari ..dijalan ini

Trotoar Sudirman,040198




UNTUKMU..

Matamu sayu memandang

Rambutmu terurai di hembus angin

Di balik daun pintu

Tanganmu meremas

mainkan ujung bajumu

air matamu menetes

inginku memelukmu

erat di senja itu

di balik daun pintu

kau lambaikan tanganmu

dengan hati yang kecewa

Tolong..

hapuslah air matamu

Tetesan embun dihelai bunga melati

Tertutup rimbun ilalang

Melati indah

Gerimis menyapu kerinduan hati


DIMANA KAU SURGAKU

Dengar dibalik punggungmu

Nyanyian anak dipinggir kali

Kecipak air di sela-sela kakimu

Tangis anakmu

perahu kertas tenggelam

masih hijau

ingatanku

biarkan aku pejamkan mataku

mencari surgaku yang terselip

entah dimana?




MURAHURA...BANGUNKANKU

Bangunlah

Kau telanjangiku

Berdirilah tegar

Tembus

Koyak

Masuklah.....

Bangunlah

Kau telanjangiku

Berdirilah tegar

Tembus

Koyak

Masuklah.....

Semua bangunkanku

Telanjangi

Mandikanku

Semua berdiri tegar

Menembus segerombolan jubah hitam

Koyak kain putih

Masuklah..

Permadani merah

Bawaku pada tahtamu



GITARMU DI SENJA

Petikan senar gitarmu

Digubuk sawah

Dekat warung kopi

Mencari ketenangan

Berekreasi batin

Bergulung hijau padi mulai tumbuh

Mau kau dusta pada benih yang belum lahir

Kesetian diuji

Kebosanan menghampiri

Kontras sekali dengan lagu Iwan

Yang kau nyanyikan menjelang senja

“ bibirku bergerak tetap nyanyikan cinta

walau aku tahu tak terdengar

jariku menari tetap tak kan berhenti

sampai wajah tak murung lagi”


KARENAMU AKU BEGINI

Bengis

Belati

Darah

Tercecer di lantai

Kau habisi

Kau kebiri

Tlah berpulang ke tanganmu

Tercipta

Terambil lagi

Tak dimainkan

Gugat !!

Bila perdamaian terwujud

Hingga tak ada perbedaan

Antara kau dan aku

Antara buruk dan bagus

Antara panjang dengan pendek

Antara ada dan tak ada

Dimana tempatmu

Dan dimana letakku

Selamat pagi kedamaian

Dipintumu kusandarkan harapan

Nafasmu gemerlap impian

Pantulan cahaya rembulan di telaga

Tak ramah dijalanan

Tampak sepi dari kasih sayang

Terbaring di pinggiran cita-cita

Tak mampu berkejaran dengan rasa ingin

Sebab kandas diujung

Yang tak mampu melihat jejak pendahulu

Yang tertinggal hanya kebesaran

Yang terdengar samara-samar dibalik pintumu

Matahari

Bulan

Bunga

Telaga

Makin cinta akan surgamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar