PERTEMUANKU DENGAN MALAM
Malam membacakan pikiranku
“ Putraku, adakah yang ganjil pada diriku
hingga kau menatap langitku
adakah yang hilang pada bintangku
ataukah ada yang kurang pada bulanku”
Malam mengumbar Kegelisahanku
“ Putraku, kepakan tanganmu
biarkan bermain dengan bayang sinar bulanku
biarkan jemari rindumu memegang asa
renungkan dimana kau berpijak dan berdiri
Malam berbisik ditelingaku
“ Putraku, pejamkan matamu
leburlah bersama nafasku
karena kau putra malam”
Smg, 220596
KISAH LINGKARAN KASIH
Ada sebuah lingkaran kecil di dalam sebuah lingkaran
Dimana lingkaran itu
Masih dikelilingi lingkaran berikutnya
Lingkaran tersebut
Ternyata masih berada di dalam lingkaran
Yang lebih besar
Lingkaran yang lebih besar
Juga masih berada di lingkaran
Yang paling besar
Ada sebuah perasaan
Di dalam sebuah perasaan
Dimana perasaan itu
Masih didekapi perasaan berikutnya
Kemudian seterusnya
Dan seterusnya
Sungguh kita memang
Berada dibagian yang memang bagian kita
Sungguh mulia orang tua kita
Pagari kasih yang tulus
Sungguh indah hidup ini
Kalau tahu arti lingkaran kasih
Orang tua kita
Semarang, 22051996
MERAH-BIRU LANGITKU
Surya mengintip malu-malu
Dari sela-sela mega
Menebar rona merah
Dilangitku yang biru
Menambah cantik bumiku
Hembusan angin
Membelaiku
Mendekapku
Melambungkanku
Akan karya besar Illahi
Parangtritis yang apik
Sampaikan rinduku
Dipenjuru mata angin
Biarkan aku melayang
Bersama cerita manis
Yang aku impikan
Meski merah-biru langitku
Parangtritis, 190596
KULEMPARKAN RINDUKU
DITENGAH SAMUDRA
Semarak pesta bibir belum usai
memberi kilau merah hati di seluruh batinku
sebagian tersenyum mencibir
menepis kehadiran yang pahit
sebagian lagi tersenyum sinis
menelan mentah rasa iri
ada yang menggigit sebagian bibir
mengembang asa disegala sudut
Bersungut bibirmu yang mungil, wahai mawarku
ada desah dalam kulum bibirmu
menjuntai perasaanku
tertawan secangkir madu dalam basah bibirmu
kecap bibirmu beradu
seiring kecipak air laut senja itu
Hanyut dalam dekapan manis
yang memberi megamahnit
menetralisir kerasnya partikel cinta
satukan senyawa kasih dalam peluk
berpeluh cerita
Rona merah merembang di ufuk barat
pertanda senja mulai usai
desir ombak membuat alunan lembut
yang menusuk kisi-kisi hatiku
ombak kecil bergulung
menerpa mata kakiku
sadarku dari manisnya lamunan
kulempar kerikil di tengah samudra
kulempar rinduku di tengah samudra
Parangtritis,190596
GADIS YANG AKU TEMUI MALAM ITU
Gadis yang aku temui malam itu
Menari dalam busana Jawa
Lemah gemulai mainkan tarimu
Keringat di dahimu bagai pernik-pernik mutiara
Keindahan menjadi figur tarimu
Kedamaian menjadi selendang tarimu
Ketenangan menjadi iringan tarimu
Sungguh anggun
Gadis yang aku temui malam itu
Smg, 250596
DARI DIARY SEORANG GADIS
“Tuhan...
maafkan aku
aku lagi khilaf
sirami hatiku
dengan Nur Illahi
kemana lagi kalau bukan padaMu Tuhan”
Jawaban ada di hatimu
Jangan kau buat merintih
Karena kata-katamu
Mengapa tidak ada yang menyapa
Mengapa tidak ada yang meraba
Sekitarmu kering
Menari-nari
Melukis cinta dengan warna semu
Tatanan lembut
Iramanya mendayu-dayu
Hanyut
Terlena pada kerlip lampu kota
Kini bintang mu mulai redup
Tak berpijar lagi
Kau butuh pelita untuk mengantarmu
Pulang
Smg, 190596
PAGI, CERITAKU
Surya menampakan senyum
Merayap pelan
Riyub mataku
Sambut sang mentari
Di pagiku yang sejuk
Lestari tanahku
Lestari cintaku
Hijau bumiku
Hijau ceritaku
Juga untuk kamu
Pati, 290596
SETAPAK LANGKAHKU
Kemarin, semua terasa hambar
Karena tak sanggup memberi-Mu kesetiaan lagi
Bisulku tumbuh dipantat
Antar keredupan Imanku
Tak bisa lagi aku duduk didepan-Mu
Semakin aku jauh berlari
Semakin tak jelas arah yang kutuju
Di tempat pemberhentian
Terlintas lagi Bayang-Mu
Memenuhi ruangan batinku
Rumahku yang kosong
Terisi penuh Nafas-Mu
Kusentuh Asma-Mu dalam setiap tidurku
Hanya senandung Dzikirku
Ingin rasanya aku bersimpul di Kaki-Mu
Aku ciumi wangi Tubuh-Mu
Menyatu renungan suciku
Ingin hadirkan Diri-Mu
Manjing direlung Hatiku
Sekarjalak, Agustus 94
PANGKON I
Ketika aku kecup jemarimu yang mungil
Ada getaran dalam dadaku
Perasaan yang sulit
Terlukis dalam kata-kata
Butiran air matamu
Tergambar manis cerita cinta
Gerak bibirmu lantunkan irama cinta
Nafasmu menyatu dengan kasmaran
Hanya jangkrik mengiringi buaian sayang
Hanya bintang menerangi cengkrama kita
Semua larut dalam indahnya malam
Semarang, Juni 94
PANGKON II
Mungkin aku hanya mampu
menanggalkan kata-kata manis
selembar kertas
aku tuang semua isi hatiku
bermain dengan perasaan
berjaketkan kasihmu
Mungkin aku hanya bisa
mengagumi keayuan wajahmu
sekedar rindu buatmu
yang terpatri indah dalam anganku
Semarang, Juni 1994
KEMBANG
Diantara lebatnya ilalang
Aku temukan sekuntum kembang
Yang mulai mekar
Kembang itu terpuruk
Dalam keganjilan malam
Berteman dingin malam yang nakal
Berhembus mencicipi halus tubuhmu
Kembang wangi
Ingin rasanya aku petik
Ku kecup dengan ketulusan hatiku
Dengan keiklasan batinku
Semarang, Juni 94
SALAM UNTUK SALMAH
DI TENGAH MALAM
Aku gelar Sajadah
tengadahku dengan segala doa
buat jilbabmu yang berlumuran darah
buat gadis Bosnia
yang telah hilang kerperawanannya
buat Janda Bosnia
yang harus membesarkan anak yatim
buat rumah sucimu yang hancur
bangkitlah Bosnia!
Atas nama kemanusian..
Tetaplah pakai baju kurungmu
Jangan tanggalkan jilbabmu
Hiruplah penuh kalimatullah
Tegakkan panji-panji
Sambutlah hari esok
Dengan tekad dan janji
Bosnia..
Meski jilbabmu berlumuran darah
Smg, Oktober 96
PERCINTAAN MATAHARI DAN BULAN
Bulan
Aku sapih esemmu dari anganku
Biar lepas aku menekar rindu
Aku simpan ranum bibirmu dalam pikiranku
Biar aku sanggup menelanjangi perasaanku
Aku sembunyikan dalam wujud keseluruhan
Biar suatu saat aku tumpahkan rasa kangenku
Matahari
Berilah sinar kasihmu
Biar terang diseluruh ceritaku
Tebarkan warna emasmu
Biar aku terbalut di malam hari
Matahari dan bulan
Tak akan mungkin bersatu
Tapi pancaran cinta
Gambarkan keabadian kasih
Smg, 250596
ADAKAH PERCINTAAN KITA SEPERTI ITU?
Adakah percintaan kita seperti itu?
Seperti Adam Hawa
Seperti Romeo Yuliet
Seperti Sampay Ingtay
Seperti Roro Mendut pronocitro
Seperti Layla Majnun
Seperti Sangkuriang-Dayang Sumbi
Seperti Bandung Bondowoso-Roro Jongrang
Seperti Ken Arok-Ken Dedes
Di goda
Di sanjung
Indah
Sakit
Manis
Mati
Atau apa saja yang dikatakan hati?
Adakah percintaan kita seperti itu?
INGINKU... PADAMU
Ingin ku miliki banyak hari
Berdua denganmu
Memandang ombak di lautan
Burung camar terbang
Bermain di derunya
Diam..
Bergandeng tangan di pantai
Melihat sunset.
Ingin ku miliki banyak hari
Berdua denganmu
Berlari..
Bergulung.berdua
Di pasir putih
Genggam tanganku erat
Bersama bisikan indah ditelingamu
Ingin ku miliki banyak hari
Berdua denganmu
Arungi dengan perahu
Bermahkotakan bintang-bintang
Kulukis semua hidup ini
Dengan cinta dan cita
Ingin ku miliki banyak hari
Berdua denganmu
Wdngan,300105
DI JALAN INI...
Hujan di sore
Berlari ..dijalan ini
Gaun putihmu
Ekor rambutmu
Sepatu putihmu
Sekuntum mawar merah
Kuingat semua
Tak kan habis waktuku melamun
Mengenangmu adalah
Kerinduan yang menyakitkan
Bila tiba saatnya
Kesepian menanti
Hujan di sore
Berlari.. dijalan ini
Sebuah kenangan
Terlukis di benak
Gaun putihmu
Ekor rambutmu
Sepatu putihmu
Sekuntum mawar merah
Hujan di sore
Berlari ..dijalan ini
Trotoar Sudirman,040198
UNTUKMU..
Matamu sayu memandang
Rambutmu terurai di hembus angin
Di balik daun pintu
Tanganmu meremas
mainkan ujung bajumu
air matamu menetes
inginku memelukmu
erat di senja itu
di balik daun pintu
kau lambaikan tanganmu
dengan hati yang kecewa
Tolong..
hapuslah air matamu
Tetesan embun dihelai bunga melati
Tertutup rimbun ilalang
Melati indah
Gerimis menyapu kerinduan hati
DIMANA KAU SURGAKU
Dengar dibalik punggungmu
Nyanyian anak dipinggir kali
Kecipak air di sela-sela kakimu
Tangis anakmu
perahu kertas tenggelam
masih hijau
ingatanku
biarkan aku pejamkan mataku
mencari surgaku yang terselip
entah dimana?
MURAHURA...BANGUNKANKU
Bangunlah
Kau telanjangiku
Berdirilah tegar
Tembus
Koyak
Masuklah.....
Bangunlah
Kau telanjangiku
Berdirilah tegar
Tembus
Koyak
Masuklah.....
Semua bangunkanku
Telanjangi
Mandikanku
Semua berdiri tegar
Menembus segerombolan jubah hitam
Koyak kain putih
Masuklah..
Permadani merah
Bawaku pada tahtamu
GITARMU DI SENJA
Petikan senar gitarmu
Digubuk sawah
Dekat warung kopi
Mencari ketenangan
Berekreasi batin
Bergulung hijau padi mulai tumbuh
Mau kau dusta pada benih yang belum lahir
Kesetian diuji
Kebosanan menghampiri
Kontras sekali dengan lagu Iwan
Yang kau nyanyikan menjelang senja
“ bibirku bergerak tetap nyanyikan cinta
walau aku tahu tak terdengar
jariku menari tetap tak kan berhenti
sampai wajah tak murung lagi”
KARENAMU AKU BEGINI
Bengis
Belati
Darah
Tercecer di lantai
Kau habisi
Kau kebiri
Tlah berpulang ke tanganmu
Tercipta
Terambil lagi
Tak dimainkan
Gugat !!
Bila perdamaian terwujud
Hingga tak ada perbedaan
Antara kau dan aku
Antara buruk dan bagus
Antara panjang dengan pendek
Antara ada dan tak ada
Dimana tempatmu
Dan dimana letakku
Selamat pagi kedamaian
Dipintumu kusandarkan harapan
Nafasmu gemerlap impian
Pantulan cahaya rembulan di telaga
Tak ramah dijalanan
Tampak sepi dari kasih sayang
Terbaring di pinggiran cita-cita
Tak mampu berkejaran dengan rasa ingin
Sebab kandas diujung
Yang tak mampu melihat jejak pendahulu
Yang tertinggal hanya kebesaran
Yang terdengar samara-samar dibalik pintumu
Matahari
Bulan
Bunga
Telaga
Makin cinta akan surgamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar